Sabtu, 11 Februari 2023

Ayo Menulis Buku Nonfiksi

NARA SUMBER : MUSIIN, M.Pd

MODERATOR : YANDRI NOFITA SARI, S.Pd

HARI / TANGGAL : RABU / 8 FEBRUARI 2023


KONSEP BUKU NONFIKSI

Bismillahirrahmanirrahim

Assalaamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Buku nonfiksi ditulis berdasarkan fakta yang ada sesuai dengan data-data yang benar dengan melalui suatu riset, atau bagai mana kita menceritakan suatu kejadian yang kita alami, atau orang lain dan menuang semuanya dalam sebuah buku tanpa ada data yang mengada-ngada semuanya realita.



wow sebelumnya kita diajarkan bagaimana cara menulis, bagaimana menulis bisa jadi fashion, nah sekarang bagaimana fashion kita itu diarahkan ke nonfiksi, kalau pada cerita fiksi kita berimajinasi yang luas, menyusun kalimat-kalimat yang indah sedangkan nonfiksi kita harus merangkai kata yang bagus tetapi kita tidak berimajinasi, melainkan bagaimana kita bercerita tentang sesuatu hal yang nyata berdasarkan data-data yang ada.


Pada pertemuan KBMN PGRI gelombang ke 28 ini dengan pertemuan ke 14 yang sangat luar biasa bersama ibu kita Musiin, M.Pd yang juga merupakan peserta kelas menulis Om Jay gelombang 8, kembali memupuk semangat kita dengan memberikan pencerahan tentang konsep menulis buku nonfiksi. Meskipun melalui chat, atmosfer dan getaran positif dari peserta sangat terasa. Semoga kegiatan menulis ini menjadi berkah bagi kita semua dan pertemuan ini menjadi penguat iman dan imun tubuh. Semoga ilmu yang kita peroleh bermanfaat dunia akhirat.


Kita memiliki segudang pengalaman, keterampilan, pengetahuan yang hanya tersimpan dalam diri kita sendiri, hanya kita yang tau, tidak ada satupun yang kita terbitkan, namun apakah kita rela membiarkan semuanya hilang termakan waktu, sehingga anak cucu kita tidak tau kalau kita punya keterampilan yang berharga atau pengetahuan yang hebat yang bisa kita bagi dengan mereka.


Kita mulai dari pengertian tulisan nonfiksi.

Tulisan ini bersifat objektif dan berbasis data dan fakta.

Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif, apa adanya.


Ini merupakan contoh-contoh tulisan nonfiksi. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Seperti nasihat Om Jay “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.” Jika kita ingin menjadi penulis yang hebat dan berhasi maka kita harus berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi kita untuk menulis. 


Ketakutan  yang sering kita rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.



Ini adalah pola penulisan buku nonfiksi.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

  1. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

  1. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)


Pola yang saya pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.


Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

  1. Pratulis

  2. Menulis Draf

  3. Merevisi Draf

  4. Menyunting Naskah

  5. Menerbitkan


Langkah Pertama

 Pratulis


  1. Menentukan tema

  2. Menemukan ide

  3. Merencanakan jenis tulisan

  4. Mengumpulkan bahan tulisan

  5. Bertukar pikiran

  6. Menyusun daftar

  7. Meriset

  8. Membuat Mind Mapping

  9. Menyusun kerangka


Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

  1. Pengalaman pribadi

  2. Pengalaman orang lain

  3. Berita di media massa

  4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

  5. Imajinasi

  6. Mengamati lingkungan

  7. Perenungan

  8. Membaca buku

  9. Survey

  10. Wawancara


Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita.




Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

  1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

  2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

  3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

  4. Penemuan yang telah didapatkan.

  5. Pemikiran yang telah direnungkan


Inilah " a book inside you".

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini kita ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.


BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

  1. Pembagian Generasi Pengguna Internet

  2. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet


BAB 2 Media Sosial

  1. Media Sosial

  2. UU ITE

  3. Kejahatan di Media Sosial


BAB 3 Literasi Digital

  1. Pengertian

  2. Elemen

  3. Pengembangan

  4. Kerangka Literasi Digital

  5. Level Kompetensi Literasi Digital

  6. Manfaat

  7. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi

  8. Kewargaan Digital


BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

  1. Keluarga

  2. Sekolah

  3. Masyarakat


BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

  1. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

  2. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

  3. Membangun Digital Mindset Warganet +62


Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau

(https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be 


Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi.

Anatomi Buku

  1. Halaman Judul

  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

  3. Halaman Daftar Isi

  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

  5. Halaman Prakata

  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

  7. Bagian /Bab

  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

  9. Halaman Glosarium

  10. Halaman Daftar Pustaka

  11. Halaman Indeks

  12. Halaman Tentang Penulis



Untuk merevisi draf, kita harus Proofreading sebelum menerbitkan tulisan.

Ini berarti antar materi saling berkaitan. dan kita tinggal melakukan eksekusi.


Berikut ini adalah trending topik yang bisa digunakan sebagai bahan tulisan.

Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, kita bisa mengecek di Google Trends.


Ini hasil penelusuran tentang topik Kurikulum Merdeka.

Bapak Ibu bisa melihat bahwa topik tersebut masih cukup tinggi.

Ini berarti jika kita menulis topik tersebut, akan diminati banyak orang.


Nah begitulah konsep penulisan buku nonfiksi semoga kita bisa menerbitkan bayak buku nonfiksi dan cerita fiksi dengan kiat menulis setiap hari dan dengan trik-trik yang diberikan oleh pemateri yang hebat-hebat pada group menulis OmJay kita semua pasti bisa, jangan pasrah pada writer's block, ayo lawan dan tetap semangat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts